Category Archives: My Islam

Myself

Dalil Surga Neraka

Dikutib dari kitabu sifati jannah wannar

Dari Abu Huroiroh, bersabda rosullulloh : “Tidak lihat aku pada semisal neraka yakni tidur bisa lari dari neraka, dan tidak lihat aku semisal surga tidur bisa mendapatkan surga”. Maksudnya orang yang mau terhindar dari neraka kenapa hanya tidur, bukan mempersiapkan diri dengan gencar mencari pahala dan meminta ampun pada Alloh atas semua dosanya, malah tidur, santai, atau asyik-asyik pada kehidupan dunia. Seharusnya mereka takut kalau mendadak meninggal sedangkan pahalanya tidak mencukupi dan dosanya belum terampuni. Dimana letak ketakutan pada neraka jika mereka masih seperti itu. Kalimat selanjutnya mengandung pengertian orang yang ingin surga kenapa hanya tertidur. Surga tidak akan didapatkan orang yang hanya tidur, berleha2, nanti saja getol mencari surga jika sudah tua. Tidak sepantasnya orang yang mencari surga seperti itu, semestinya gencar dalam jalan alloh, mencari ridho Alloh, mencari pahala Alloh. Jangan sampai menunda-nunda, sebab sesuatu yang ditunda-tunda tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali penyesalan dan tidak akan pernah pergi kemanapun.

Adab Mencari Ilmu

  1. Mengikhlaskan niat karena Allah Taa’ala, yaitu dengat niat belajar karena Allah, tidak karena ingin dikatakan sebagai orang yang alim
  1. Membersihkan hatinya dari segala kotoran supaya layak untuk menerima Al Qur’an, menghafalnya dan mengambil faedahnya. Ada sebuah hadits dari Nabi SAW bahwa beliau berkata: Ingatlah bahwa didalam tubuh ada segumpal darah, apabila dia baik maka baiklah seluruhnya dan apabila rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya, ingatlah dia itu adalah hati. (HR. Bukhori Muslim)
  1. Rendah hati pada gurunya, bersikap sopan dan rendah hati pada ilmu. Dalam sebuah hadits Rosululloh SAW bersabda: Belajarlah kalian ilmu ketentraman dan ketenangan dan rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya. (HR. at-Tobroni fii al-Ausat)
  1. Hendaklah memandang gurunya dengan pandangan penuh hormat dan penghargaan disertai keyakinan akan kesempurnaan keahliannya.
  1. Hendaklah menghormati majlis ilmunya dengan tidak membicarakan kejelekan orang lain disisinya dan mengajak ngobrol dengan teman duduknya dan tidak besikeras dalam bertanya
  1. Tidak menunjukkan perbedaan pendapatnya hingga dirinya merasa lebih tahu mana yang lebih benar daripada gurunya.
  1. Tidak menunjuk dengan tangannya, dan tidak memicingkan dua mata di majlisnya, dan tidak berkata padanya bahwa seseorang berbeda pendapat dengan apa yang dia katakannya.
  1. Hendaklah bersungguh – suhgguh dalam meraih ilmu di waktu muda, saat giat, berbadan kuat dan pikiran jernih.
  1. Wasiat Abdullah bin Mas’ud R.A: Layak bagi pembawa Ilmu Al-Qur’an untuk mengenal malamnya ketika manusia pada tidur, dan dengan siangnya saat manusia berbuka, dan dengan sedihnya saat manusia bergembira, dan dengan tangisnya saat manusia tertawa, dan dengan diamnya saat manusia berbicara dan dengan khusu’nya saat manusia berkhayal

English  Version

1. To consent Intention of because Allah Taa’Ala, that is with intention learn because Allah, it is not because wishing told the pious by the people.

2. Cleaning the liver from all competent dirt so that to proper in accepting the Al Qur’An, memorizing of it and take its benefit. There is a hadits from Prophet SAW that he say: See that in body there is blood clod, if it is good hence well entirely and if destroying hence destroy entire its body, remember that is liver. ( HR. Muhammad and Bukhori)

3. Being Modest to the teacher, behaving respectably and modest to the science. In a hadits Rosululloh SAW utter: Learn all of you science of pacification and calmness and being modest to one who you learn from him.  (HR. at-Tobroni fii al-Ausat)

4. Ought to look into the teacher with the view it is full of respect and appreciation accompanied by the confidence in expertise perfection

5. Ought to respect the place of science with not converse the side others ugliness and invite to fiddle with seatmate and not persist in enquiring

6. Not show different idea until feel that he is more knows which is more correct than his teacher is

7. Not point by the hand, and not close two of his eyes in his place of science, and not say that somebody differ the opinion by what he tell

8. Should be serious in reaching for science in young time, impetuous moment, strong body and clear mind

9.  Escrow of Abdullah bin Masque R.A: proper for carrier of Science Al-Qumran to recognize its night when human being [of] [at] sleep, and with its day time of human being they don’t fasting, and tearfully moment of human being brighten up, and by the crying [is] moment [of] human being laughed, and mute moment [of] human being converse and by absorbed in moment [of] human being fancy.

Khusyu Beribadah

Adakah belum waktunya bagi orang2 iman khusyu hatinya untuk mengingat kepada Alloh (atas semua pemberiannya, seperti ketika orang iman memenangan perang badar padahal kala itu orang iman dalam jumlah sedikit namun alloh menolong mereka, ketenangan beribadah saat ini yang sangat berbeda pada jaman peperangan dulu atau di negara-negara konflik) dan turunnya kebenaran (Al Qur’an). Apakah semua itu belum membuatmu lebih dekat dengan Alloh wahai orang iman?

Janganlah seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya (maksudnya Bani Isroil). Mereka diberi waktu yang panjang untuk meningkatkan keimanan mereka, bukannya tambah lama, tambah keimanannya, akan tetapi tambah keras hati mereka (lebih senang membuat maksiat, mengabaikan rosul, tidak sedikit rosul yang dikirim ke mereka bahkan satu waktu bisa ada beberapa rosul dikirim ke mereka, tragisnya mereka membunuh rosul-rosul itu) dan kebanyakan mereka termasuk orang-orang fasik (orang-orang yang tahu ilmu namun mereka tidak thoat/mengabaikannya).

Surat Al Hadid (57) Ayat 16.

A Powerful Poem to Prophet Muhammad

Sungguh Menginspirasi

Siapa Bilang Jadi Muslimah Berat

Kaum feminis bilang susah jadi WANITA(baca Muslimah), lihat saja peraturan di bawah ini:
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak dari pada laki2.)
2. Wanita perlu meminta izin suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3.Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki
4. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan sakitnya melahirkan anak
5. Wanita wajib taat pada suaminya , sementara suami tidak perlu taat kepada istrinya.
6.Talak terletak di tangan suami dan bukan di tangan istri
7. Wanita kurang dalam beribadat karna adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki

PERNAHKAH PARA WANITA MELIHAT SEBALIKNYA(KENYATAANNYA):

1. Sesuatu yang mahal harganya dan sangat bernilai tentu akan disimpan dan dijaga sedemikian mungkin… Coba bayangkan, sudah sepatutnya intan permata tidak akan dibiarkan terserak bukan? Begitu juga dengan perempuan yang di jaga dengan hijab (jilbab).
2. Wanita memang perlu taat kepada suami, tetapi tahukah anda kalau lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada ayahnya.
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah kita bahwasanya harta yang yang diterima wanita adalah mutlak miliknya pribadi dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya,sementar apabila lelaki menerima warisan, ia perlu/wajib menggunakan hartanya Untuk istri dan anaknya.
4.Wanita perlu bersusah payah melahirkan seorang bayi , tetapi bukankah saat itu ia akan di doakan seluruh makhluk dan malaikat, dan tahukah anda kalau ia meninggal karna melahirkan maka syahidlah balasannya dan surga menantinya.
5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggung jawabkan terhadap 4 wanita yaitu : istrinya,ibunya, anak perempuannya,dan saudara perempuannya, artinya seorang wanitadi akhirat kelak akan Ditanggung oleh suami,ayah,anak lelakinya dan saudar lelakinya. Tidakkah itu kebahagian untuk anda…
6.Seorang wanita boleh memasuki pintu surga yang ia kehendaki, cukup dengan 4 syarat saja:Shalat 5 waktu,puasa ramadhan,taat pada suami dan menjaga kehormatannya.
7. Seorang lelaki wajib berjihad fi sabilillah , sedangkan wanita apabila ia taat pada suaminya dan menunaikan tanggung jawabnya pada allah maka ia akan mendapat pahala yang sama seperti pahala suaminya yang berjihad.

BERBAHAGIALAH WAHAI PARA MUSLIMAH, JANGAN RISAU HANYA UNTUK APRESIASI ABSURD DAN SEMU DI DUNIA INI. TUNAIKAN DAN TEGAKKAN KEWAJIBAN AGAMAMU NISCAYA SURGA MENANTIMU.

KISAH ZAINAB BINTI MUHAMMAD R.A.

Zainab telah wafat sejak 15 abad yang lalu, tetapi dia meninggalkan kenangan terbaik dan menjadi contoh terbaik dalam hal kesetiaan sebagai isteri, keikhlasan cinta dan ketulusan
iman.

Zainab dilahirkan apda tahun 30 setelah kelahiran Nabi SAW. Ketika mencapai usia perkawinan, bibinya, Halah binti Khuwailid, saudara Ummul Mu’minin Khadijah meminang untuk pute- ranya, Abil Ash bin Rabi’. Semua pihak setuju dan ridha. Zainab binti Muhammad SAW diboyong ke rumah Abil Ash bin Rabi’. [Ibnu Sa’ad menyebutkan bahwa Abil Ash mengawini Zainab sebelum Nabi SAW diangkat menjadi Nabi. Imam Adz-Dzahabi berkata : Ini adalah jauh. Kemudian dia berkata : Zainab masuk Islam dan hijrah 6 tahun sebelum suaminya masuk Islam.

Khadijah pergi menemui kedua suami isteri yang saling mencintai itu dan mendoakan agar keduanya mendapatkan berkah. Kemudian dia melepas kalungnya dan menggantungkannya ke leher Zainab sebagai hadiah bagi pengantin. Perkawinan itu berlangsung sebelum turun wahyu kepada ayahnya, Nabi SAW. Ketika cahaya Tuhan- nya menerangi bumi, Zainab pun beriman. Akan tetapi Abil Ash tidak mudah meninggalkan agamanya. Maka kedua suami isteri itu merasa bahwa kekuatan yang lebih kuat dari cinta mereka berusaha memisah- kan antara keduanya.

Abil Ash tetap membangkang dan berkata :”Tidak akan terca- pai tujuan di antara kita, wahai Zainab, kecuali engkau tetap dalam agamamu dan aku tetap dalam agamaku.” Adapun Zainab, maka dia ber- kata :”Sabarlah, wahai suamiku, Engkau tidak halal bagiku selama engkau tetap memeluk agama itu. Maka serahkan aku kepada ayahku atau masuklah Islam bersamaku. Zainab tidak akan menjadi milikmu sejak hari ini, kecuali bila engkau beriman pada agama yang aku imani.”

Pasangan suami isteri itu terdiam sebentar sambil merenung. Keduanya sadar ketika terdengar suara yang membisikkan kepada kedua- nya :”Jika agama memisahkan antara kedua jasad mereka, maka cinta mereka akan tetap ada hingga keduanya dipersatukan oleh sebuah agama.”

Hari-hari berlalu dalam keadaan ini setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Pasukan Quraisy berangkat menuju Badr untuk meme- rangi Rasul SAW dan di antara mereka terdapat Abil Ash bin Rabi’, bukan untuk menyatakan ke-Islamannya, tetapi untuk memerangi Rasul SAW. Situasi menjadi kritis ketika Abil Ash jatuh menjadi tawanan di tangan kaum Muslimin di bawah pimpinan Rasulullah SAW di Madinah. Kemudian kaum Quraisy mengutus orang untuk menebus tawanan-tawanannya. Zainab pun mengirimkan harta dan sebuah kalung untuk menebus tawanan- nya, Abil Ash bin Rabi’. Ketika Rasulullah SAW melihat kalung itu, beliau merasa iba hatinya dan bersabda :”Jika kalian tidak keberatan melepaskan tawanan dan mengembalikan harta miliknya, maka lakukanlah.” Mereka menjawab :”Baiklah, wahai Rasulullah.” Kemudian mereka melepas- kannya dan mengembalikan harta milik Zainab. Di sini Rasulullah SAW mendapat janji dari Abil Ash untuk membebaskan Zainab dan mengembali- kannya kepada beliau di Madinah.

Abil Ash kembali ke Mekkah dan di dalam jiwanya terdapat gambaran yang lebih cemerlang dari isteri yang berbakti dan mulia ini. Maka dia kembali bukan untuk berterima kasih atas kebaikan Zainab ke- padanya, akan tetapi untuk berkata keapdanya :”Kembalilah kepada ayah- mu, wahai Zainab.” Dia telah memenuhi janjinya kepada Rasulullah SAW untuk membiarkan Zainab pergi kepada Nabi SAW. Abil Ash tidak kuasa menahan tangisnya dan tidak dapat mengantarkannya ke tepi dusun di luar Mekkah, di mana telah menunggu Zaid bin Haritsah dan seorang laki- laki Anshor.

Bagaimana dia mampu melepaskan orang yang dicintainya, sedang dia mengetahui bahwa, itu merupakan perpisahan terakhir selama kekua- saan agama ini berdiri di antara kedua hati dan masing-masing berpe- gang pada agamanya. Abil Ash berkata kepada saudaranya, Kinanah bin Rabi’ :”Hai, Saudaraku, tentulah engkau mengetahui kedudukannya dalam jiwaku. Aku tidak menginginkan seorang wanita Quraisy di sampingnya dan engkau tentu tahu bahwa aku tidak sanggup meninggalkannya. Maka temanilah dia menuju tepi dusun, di mana telah menungggu dua utusan Muhammad. Perlakukanlah dia dengan lemah lembut dalam perjalanan dan perhatikanlah dia sebagaimana engkau memperhatikan wanita-wanita ter- pelihara. Lindungilah dia dengan panahmu hingga anak panah yang peng- habisan.”

Di saat Zainab sedang bersiap-siap untuk menyusul ayahnya, datanglah Hind binti Utbah, menemuinya, dan dia berkata :”Wahai, puteri Muhammad, aku mendengar bahwa engkau akan menyusul ayahmu !” Zainab menjawab :”Aku tidak ingin melakukannya.” Hind berkata :”Wahai puteri pamanku, jangan engkau lakukan. Jika engkau mempunyai keperluan akan suatu barang yang menjadi bekal dalam perjalananmu atau harta yang hendak engkau sampaikan kepada ayahmu, maka aku akan memenuhi keper- luanmu. Maka janganlah engkau segan kepadaku, karena sesuatu yang masuk di antara orang-orang lelaki tidaklah masuk di antara orang- orang wanita.” Zainab berkata : “Demi Allah, aku tidak melihatnya mengatakan hal itu, kecuali untuk melakukannya, tetapi aku takut kepadanya. Maka aku menyangkal bahwa aku akan pergi dan aku pun ber- siap-siap.”

Setelah menyelesaikan persiapannya, iparnya, Kinanah bin Rabi’ menyerahkan kepada Zainab seekor unta, lalu dinaikinya. Kinanah meng- ambil busur dan anak panahnya. Kemudian dia keluar membawa Zainab di waktu siang dan Zainab duduk di dalam pelangkinnya, sementara Kinanah menuntun untanya. Akan tetapi, apakah Quraisy membiarkannya keluar setelah mereka mengalami kekalahan di Badr. Bagaimana dia boleh keluar sementara orang-orang melihat dan mendengarnya ?

Tidak…sekali lagi tidak ! Banyak orang laki-laki Quraisy telah membicarakan hal itu. Maka keluarlah mereka untuk mencarinya hingga mereka berhasil menyusul di Dzi Thuwa. Yang pertama kali me- nemukannya adalah Habbar bin Aswad bin Muththalib dan Nafi’ bin Abdul Qais. Habbar menakutinya dengan tombak. Di saat itu Zainab berada di dalam pelangkinnya dan dia sedang dalam keadaan hamil. Ketika pulang, dia mengalami keguguran kandungannya.

Iparnya marah dan berkata kepada para penyerang :”Demi Allah, tidak seorang pun yang mendekat kepadaku, melainkan aku akan memanah- nya.” Maka orang-orang bubar meninggalkannya. Abu Sufyan bersama rom- bongan Quraisy datang kepadanya dan berkata :”Hai, orang laki-laki, tahanlah panahmu hingga aku berbicara kepadamu.” Maka Kinanah menahan panahnya. Abu Sufyan datang menghampirinya dan berkata :”Tindakanmu tidak tepat. Engkau keluar membawa wanita secara terang-terangan di hadapan orang banyak. Sesungguhnya hal itu menunjukkan kehinaan yang menimpa kita akibat musibah dan bencana yang telah kita alami sebelum- nya. Sesungguhnya hal itu menunjukkan kelemahan kita. Demi umurku, kami tidak perlu mencegahnya untuk pergi kepada ayahnya. Kami tidak ingin membalas dendam, tetapi kembalikan wanita itu.”

Tatkala suara sudah reda, Kinanah membawa Zainab pada waktu malam, lalu menyerahkannya kepada Zaid bin Haritsah dan temannya. Keduanya pergi mengantarkan Zainab kepada Rasulullah SAW. Suami isteri jadi berpisah. Tidak ada jalan untuk bertemu. Abil Ash tinggal di Makkah menyendiri dengan pikiran kacau dan hati terluka. Zainab pun tinggal di Madinah dengan badan yang sakit dan hati yang lemah. Kalau saja bukan karena iman dan takwa yang menguatkan tekadnya, tentu dia lekas mati dan tidak dapat bertemu.

Tahun demi tahun berlalu, Abil Ash keluar bersama kafilah dagangnya menuju Syam. Dalam perjalanan pulang dia berjumpa pasukan Rasulullah SAW yang berhasil merampas hartanya, akan tetapi dia bisa lolos. Dia telah kehilangan hartanya dan harta titipan orang banyak. Abil Ash tidak dapat mengembalikan barang-barang titipan itu kepada para pemiliknya. Maka apa yang harus dilakukannya ?

Dia teringat Zainab yang memberinya imbalan berupa cinta dan kesetiaan. Maka Abil Ash memasuki Madinah pada waktu malam dan mohon kepada Zainab agar melindungi dan membantunya untuk mengembalikan hartanya. Maka Zainab pun melindunginya. Orang-orang berlari ke masjid Rasulullah SAW, bertakbir bersama kaum Muslimin. Tiba-tiba terdengar suara teriakan di belakang dinding :”Hai, orang-orang, aku telah me- lindungi Abil Ash bin Rabi’. Dia dalam lindungan dan jaminanku.” Ter- nyata, Zainablah yang berseru itu.

Rasulullah SAW menyelesaikan shalatnya, lalu beliau menemui orang banyak dan bersabda :”Wahai, orang-orang, apakah kalian mende- ngar apa yang aku dengar ? Sesungguhnya serendah-rendah orang Muslim adalah dapat memberi perlindungan.” Kemudian beliau masuk menemui puterinya dan berbicara kepadanya, Nabi SAW berpesan :”Wahai, puteri- ku, muliakanlah tempatnya dan jangan sampai dia lolos kepadamu, karena engkau tidak halal baginya selama dia masih musyrik.” Nabi SAW terkesan melihat kesetiaan puterinya kepada suaminya yang ditinggalkan dan dia putuskan hubungan syahwat dengannya karena perintah Allah SWT.

Di samping itu, Zainab pun masih tetap memberinya kebaktian, kesetiaan dan pertolongan : yaitu kebaktian sebagai wanita muslim, kesetiaan sebagai teman dan pertolongan sebagai manusia. Abil Ash mendapatkan dari Nabi SAW apa yang didengar dan diketahuinya, sehingga dia menyembunyikan dalam hatinya harapan kepada Allah. Kemudian, Nabi SAW mengutus orang kepada pasukan yang merampas harta Abil Ash. Beliau berkata :”Sesungguhnya kalian telah mengetahui kedudukan orang ini terhadap kami. Kalian telah merampas hartanya. Jika kalian berbuat baik kepadanya dan mengembalikan hartanya, maka kami menyukai hal itu. Jika kalian menolak, maka itu adalah fai’ dari Allah yang diberikan-Nya kepada kalian dan kalian lebih berhak atasnya.”

Mereka berkata :”Kami akan mengembalikannya kepada Abil Ash.” Beberapa orang di antara mereka berkata :”Hai, Abil Ash, maukah engkau masuk Islam dan mengambil harta benda ini, karena semua ini milik orang-orang musyrik ?” Abil Ash menjawab :”Sungguh buruk awal Islamku, jika aku mengkhianati amanatku.”

Maka mereka mengembalikan harta itu kepadanya demi kemuliaan Rasulullah SAW dan sebagai penghormatan kepada Zainab. Laki-laki itu pun kembali ke Mekkah dengan membawa hartanya dan harta orang banyak. Jiwanya dipenuhi berbagai makna dan di antara kedua matanya terlihat gambaran yang tidak meninggalkannya.

Setelah mengembalikan harta kepada pemiliknya masing-masing, Abil Ash berdiri dan berkata :”Wahai, kaum Quraisy, apakah masih ada harta seseorang di antara kalian padaku ?” Mereka menjawab :”Tidak. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan. Kami telah mendapati kamu seorang yang jujur dan mulia.” Abil Ash berkata :”Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Demi Allah, tiada yang menghalangi aku masuk Islam di hadapannya, ke- cuali karena aku khawatir mereka menyangka aku ingin makan harta kalian. Setelah Allah menyampaikannya kepada kalian dan aku selesai membagikan- nya, maka aku masuk Islam.”

Asy-Sya’bi berkata :”Zainab masuk Islam dan hijrah, kemudian Abil Ash masuk Islam sesudah itu, dan Islam tidak memisahkan antara keduanya.” [Adz-Dzahabi, “Siyar A’laamin Nubala’. Demikian pula kata Qatadah : Dia berkata :”Kemudian diturunkan surah Baro’ah sesudah itu. Maka, jika ada seorang wanita masuk Islam sebelum suaminya, dia hanya boleh mengawininya dengan nikah baru.”]

Abil Ash keluar dari Mekkah, hijrah menuju Madinah dengan men- dapat petunjuk iman dan keyakinan. Suami isteri yang saling mencintai bertemu untuk kedua kalinya setelah lama berpisah. Akan tetapi isteri yang setia itu telah menunaikan kewajiban dan menyelesaikan urusan dunianya ketika menyadarkan laki-laki yang dicintainya serta memenuhi hak suaminya sesuai dengan kadar cintanya kepada suami. Tidak lama setelah pertemuan itu, Zainab meninggal dunia.

Zainab meninggal dunia pada tahun 8 Hijriah dan Rasulullah SAW sangat sedih atas kepergiannya. Zainab meninggal dunia setelah mening- galkan kenangan terbaik. Dia telah menjadi contoh terbaik dalam hal kesetiaan isteri, keikhlasan cinta dan kebenaran iman. Tidaklah meng- herankan apabila suaminya berkata dalam suatu perjalanannya ke Syam : “Puteri Al-Amiin, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan setiap suami akan memuji sesuai dengan yang diketahuinya.”

Bab Mahrom

Ada beberapa pertanyaan yang masuk seputar permasalahan MUHRIM, demikian para penanya menyebutnya, padahal yang mereka maksud adalah MAHROM. Perlu diluruskan bahwa muhrim dalam bahasa Arab adalah muhrimun, mimnya di-dhammah yang maknanya adalah orang yang berihram dalam pelaksanaan ibadah haji sebelum tahallul. Sedangkan mahram bahasa Arabnya adalah mahramun, mimnya di-fathah.

Mahram ini berasal dari kalangan wanita, yaitu orang-orang yang haram dinikahi oleh seorang lelaki selamanya (tanpa batas). (Di sisi lain lelaki ini) boleh melakukan safar (perjalanan) bersamanya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan dengannya dan seterusnya dari hukum-hukum mahram.
Mahram sendiri terbagi menjadi tiga kelompok, yakni mahram karena nasab (keturunan), mahram karena penyusuan, dan mahram mushaharah (kekeluargaan kerena pernikahan).

Siapakah yang merupakan mahrom?

Adapun ketentuan siapa yang mahrom dan yang bukan mahrom telah dijelaskan dalam Al-Qur`an Surah An-Nisa` ayat 23 :

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَ بَنَاتُكُمْ وَ أَخَوَاتُكُمْ وَ عَمَّاتُكُمْ وَ خَالاَتُكُمْ وَ بَنَاتُ الأَخِ وَ بَنَاتُ الأُخْتِ وَ أُمَّهَاتُكُمُ اللاَّتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَ أَخَوَاتُكُم مِّنَ الرَّضَاعَةِ وَ أُمَّهَاتُ نِسَآئِكُمْ وَ رَبَائِبُكُمُ اللاَّتِي فِي حُجُورِكُم مِّن نِّسَآئِكُمُ اللاَّتِي دَخَلْتُم بِهِنَّ فَإِن لَّمْ تَكُونُواْ دَخَلْتُم بِهِنَّ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَ حَلاَئِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلاَبِكُمْ وَ أَن تَجْمَعُواْ بَيْنَ الأُخْتَيْنِ إَلاَّ مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللّهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا
سورة النساء|٢٣:٤

ARTINYA:….

�Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak-anak kandungmu (menantu), dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuai yang telah terjadi pada masa lampau. Sesungguhnya Allooh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang�. (QS. An-Nisa : 32). Di dalam ayat ini disebutkan beberapa orang mahrom yaitu :

Pertama : (ibu-ibu kalian). Ibu dalam bahasa arab artinya setiap yang nasab lahirmu kembali kepadanya.
Defenisi ini akan mencakup :
1. Ibu yang melahirkanmu.
2. Nenekmu dari ayah maupun dari Ibumu.
3. Nenek ayahmu dari ayah maupun ibunya.
4. Nenek ibumu dari ayah maupun ibunya.
5. Nenek buyut ayahmu dari ayah maupun ibunya.
6. Nenek buyut ibumu dari ayah maupun ibunya.
7. dan seterusnya ke atas.

Kedua : (anak-anak perempuan kalian). Anak perempuan dalam bahasa arab artinya setiap perempuan yang nisbah kelahirannya kembali kepadamu.
Defenisi ini akan mencakup :
1. Anak perempuanmu.
2. Anak perempuan dari anak perempuanmu (cucu).
3. Anaknya cucu.
4. dan seterusnya ke bawah.

Ketiga : (saudara-saudara perempuan kalian).
Saudara perempuan ini meliputi :
1. Saudara perempuan seayah dan seibu.
2. Saudara perempuan seayah saja.
3. dan saudara perempuan seibu saja.

Keempat : (saudara-saudara perempuan ayah kalian).
Masuk dalam kategori saudara perempuan ayah :
1. Saudara perempuan ayah dari satu ayah dan ibu.
2. Saudara perempuan ayah dari satu ayah saja.
3. Saudara perempuan ayah dari satu ibu saja.
4. Masuk juga di dalamnya saudara-saudara perempuan kakek dari ayah maupun ibumu.
5. dan seterusnya ke atas.

Kelima : (saudara-saudara perempuan ibu kalian).
Yang masuk dalam saudara perempuan ibu sama seperti yang masuk dalam saudara perempuan ayah yaitu :
1. Saudara perempuan ibu dari satu ayah dan ibu.
2. Saudara perempuan ibu dari satu ayah saja.
3. Saudara perempuan ibu dari satu ibu saja.
4. Saudara-saudara perempuan nenek dari ayah maupun ibumu.
5. Dan seterusnya ke atas.

Keenam : (anak-anak perempuan dari saudara laki-laki). Anak perempuan dari saudara laki-laki mencakup :
1. Anak perempuan dari saudara laki-laki satu ayah dan satu ibu.
2. Anak perempuan dari saudara laki-laki satu ayah saja.
3. Anak perempuan dari saudara laki-laki satu ibu saja.
4. Anak-anak perempuan dari anak perempuannya saudara laki-laki.
5. Cucu perempuan dari anak perempuannya saudara laki-laki.
6. dan seterusnya ke bawah.

Ketujuh: (anak-anak perempuan dari saudara perempuan). Ini sama dengan anak perempuan saudara laki-laki, yaitu meliputi :
1. Anak perempuan dari saudara perempuan satu ayah dan ibu.
2. Anak perempuan dari saudara perempuan satu ayah saja.
3. Anak perempuan dari saudara perempuan satu ibu saja.
4. Anak-anak perempuan dari anak perempuannya saudara perempuan,.
5. Cucu perempuan dari anak perempuannya saudara perempuan.
6. dan seterusnya ke bawah.

Catatan penting:
Tujuh yang tersebut di atas adalah mahrom karena nasab. Sehingga kita bisa mengetahui bahwa ada empat orang yang bukan mahrom walaupun ada hubungan nasab, mereka itu adalah :
1. Anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ayah (sepupu).
2. Anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibu (sepupu).
3. Anak-anak perempuan dari saudara perempuan ayah (sepupu).
4. Anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibu (sepupu).
Mereka ini bukanlah mahrom dan boleh dinikahi.

Kedelapan : (ibu-ibu yang menyusui kalian).
Yang termasuk ibu susuan adalah :
1. Ibu susuan itu sendiri.
3. Neneknya ibu susuan.
4. dan seterusnya keatas.

Kesembilan : (dan saudara-saudara perempuan kalian dari susuan). Yang termasuk dalam kategori saudara perempuan sesusuan adalah :
1. Perempuan yang kamu disusui oleh ibunya (ibu kandung maupun ibu tiri).
2. Atau perempuan itu menyusu kepada ibumu.
3. Atau kamu dan perempuan itu sama-sama menyusu pada seorang perempuan yang bukan ibu kalian berdua.
4. Atau perempuan yang menyusu kepada istri yang lain dari suami ibu susuanmu.

Kesepuluh : (dan ibu isteri-isteri kalian). Ibu isteri mencakup ibu dalam nasab dan seterusnya keatas dan ibu susuan dan seterusnya keatas. Mereka ini menjadi mahrom bila/dengan terjadinya akad nikah antara kalian dengan anak perempuan mereka, walaupun belum bercampur. Tidak ada perbedaan antara ibu dari nasab dan ibu susuan dalam kedudukan mereka sebagai mahrom.

Kesebelas : (anak-anak istrimu (Ar-Raba`ib) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya). Ayat ini menunjukkan bahwa Ar-Raba`ib adalah mahrom. Dan menurut bahasa arab Ar-Raba`ib ini mencakup :
1. Anak-anak perempuan istrimu.
2. Anak-anak perempuan dari anak-anak istrimu ( cucu perempuannya istri).
3. Cucu perempuan dari anak-anak istrimu.
4. dan seterusnya ke bawah.

Tapi dalam ayat ini menjadi mahrom dengan syarat apabila ibunya telah dijima� adapun kalau ibunya diceraikan atau meninggal sebelum dijima� oleh suaminya maka bukan mahrom suami ibunya bahkan suami ibunya itu bisa menikahi dengannya. Adapun yang tersebut diayat kata �dalam pemeliharaanmu� dalam ayat ini bukanlah sebagai syarat untuk dianggapnya sebagai mahrom.

Keduabelas : (istri-istri anak-anak kandungmu (menantu). Ini meliputi :
1. Istri dari anak kalian.
2. Istri dari cucu kalian.
3. Istri dari anaknya cucu.
4. dan seterusnya kebawah baik dari nasab maupun sesusuan.

Peringatan :
Demikian mahrom dalam surah An-Nisa`. Tapi perlu diingat, pembicaraan dalam ayat ini walaupun ditujukan langsung kepada laki-laki dan menjelaskan rincian siapa yang merupakan mahrom bagi mereka, ini tidaklah menunjukkan bahwa di dalam ayat ini tidak dijelaskan tentang siapa mahrom bagi perempuan. Misalnya disebutkan dalam ayat : �Diharamkan atas kalian ibu-ibu kalian�, maka mafhum mukhalafahnya adalah : �Wahai para ibu, diharamkan atas kalian menikah dengan anak-anak kalian.� Misal lain, disebutkan dalam ayat : �Dan anak-anak perempuan kalian.� Maka mafhum mukhalafahnya adalah : �Wahai anak-anak perempuan diharamkan atas kalian menikah dengan ayah-ayah kalian.� Dan demikian seterusnya.

Sebagai pelengkap dari pembahasan ini, kami sebutkan ayat dalam surah An-Nuur ayat 31 :
وقل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن ولا يبدين زينتهن إلا ما ظهر منها وليضربن بخمرهن على جيوبهن ولا يبدين زينتهن إلا لبعولتهن أو آبائهن أو آباء بعولتهن أو أبنائهن أو أبناء بعولتهن أو إخوانهن أو بني إخوانهن أو بني أخواتهن أو نسائهن أو ما ملكت أيمانهن أو التابعين غير أولي الإربة من الرجال أو الطفل الذين لم يظهروا على عورات النساء ولا يضربن بأرجلهن ليعلم ما يخفين من زينتهن وتوبوا إلى الله جميعا أيها المؤمنون لعلكم تفلحون
سورة النور|٢٤:٣١

�Janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki mereka yang tidak mempunyai keinginan (kepada wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang �aurat.�

sumber:
http://www.jokam.com/news.php?extend.364

DIANGGAP MAHROM PADAHAL BUKAN

Disebabkan keogahan dalam mendalami ilmu agama Islam, maka banyak kita jumpai adanya beberapa anggapan keliru dalam mahrom. Otomatis berakibat fatal, orang-orang yang sebenarnya bukan mahrom dianggap sebagai mahromnya. Sangat ironis memang, tapi demikianlah kenyataannya. Oleh karena itu dibutuhkan pembenahan secepatnya.

Berikut ini beberapa orang yang dianggap mahrom tersebut padahal bukan mahrom:

1. Ayah dan anak angkat.

Hal ini berdasarkan firman Allah;”Dan Allah tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu.” (QS Al-Ahzab: 4)

2. Sepupu (anak paman/bibi).

Hal ini berdasarkan firman Allah setelahmenyebutkan macam-macam orang yang haram dinikahi:

“Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian. (QS An-Nisa’: 24)

Menjelaskan ayat tersebut, Syaikh Abdur Rohman Nasir As-Sa’di berkata:” Hal itu seperti anak paman/bibi (dari ayah) dan anak paman/bibi (dari ibu)”. (Lihat Taisir Karimir Rohman hal 138-139)

3. Saudara ipar.

Hal ini berdasarkan hadits berikut:

“Waspadailah oleh kalian dari masuk kepada para wanita, berkatalah seseorang dari Anshor: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu kalau dia adalah Al-Hamwu (kerabat suami)? Rasulullah bersabda; “Al-Hamwu adalah merupakan kematian”. (HR Bukhori; 5232 dan Muslim 2172)

Imam Baghowi berkata; ” Yang dimaksud dalam hadits ini adalah saudarasuami (ipar) karena dia tidak termasuk mahrom bagi si istri. Dan senadainya yang dimaksud adalah mertua padahal ia termasuk mahrom, lantas bagaimanakah pendapatmu terhadap orang yang bukan mahrom?”

Lanjutnya: “Maksudnya, waspadalah terhadap saudara ipar sebagaimana engkau waspada dari kematian”.

4. Mahrom titipan

Kebiasaan yang sering terjadi, apabila ada seorang wanita ingin bepergian jauh seperti berangkat haji, dia mengangkat seorang lelaki yang ‘berlakon’ sebagai mahrom sementaranya. Ini merupakan musibah yang sangat besar. Bahkan Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-Albani menilai dalam Hajjatun Nabi (hal 108) ; “Ini termasuk bid’ah yang
sangat keji, sebab tidak samar lagi padanya terdapat hiyal (penipuan) terhadap syari’at. Dan merupakan tangga kemaksiatan”.

WANITA DENGAN MAHROMNYA

Setelah memahami macam-macam mahrom, perlu diketahui pula beberapa hal
yang berkenaan tentang hukum wanita dengan mahromnya adalah:

1. Tidak boleh menikah

Allah berfirman;

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruknya jalan (yang ditempuh). saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu;
saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isteri kamu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya;(dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu);,dan menghimpunkan (dalam perkawinan)dua perempuan yang bersaudara,kecuali yang telah terjadi pada masa lampau sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS. An-Nisa’ :22-23)

2. Boleh menjadi wali pernikahan

Wali adalah syarat saya sebuah pernikahan, sebagaiman diriwayatkan oleh ‘Aisyah radliyallahu ‘anha bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

“Siapa saja wanita yang menikah tanpa izin walinya, maka nikahnya batil (tidak sah), maka nikahnya batil, maka nikahnya batil.” (HSR AbuDaud 2083, lihat Irwaul Golil 6/243)

Juga riwayat dari Abi Musa Al Asy’ari berkata Rasulullah shallallahu ‘alaih wassallam bersabda; “Tidak sah nikah kecuali ada wali. (HSR Abu Daud 2085,lihat Irwaul Gholil 6/235)

Berkata Imam At-Tirmidzi: “Yang diamalkan oleh para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dalam masalah wali pernikahan adalah hadits ini, diantaranya adalah Umar bin Khothob, Ali bin Abi Tholib,Ibnu Abbas, Abu Hurairah dan juga selain mereka.” (Lihat Sunan
Tirmidzi 3/410 Tahqiq Muhammad Fu’ad Abul Baqi)

Namun tidak semua mahrom berhak menjadi wali pernikahan begitu juga sebaiknya tidak semua wali itu harus dari mahromnya. Contoh wali yang bukan dari mahrom seperti anak laki-laki paman (saudara sepupu laki-laki), orang yang telah memerdekakannya, sulthon. Adapun Mahrom yang tidak bisa menjadi wali seperti karena sebab mushoharoh.

3. Tidak boleh safar (bepergian jauh) kecuali dengan mahromnya

Banyak sekali hadits yang melarang wanita mengadakan safar kecuali dengan mahromnya, diantaranya: Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata: Berkata Rasulullahu shallallahu ‘alahi wassallam: “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk mengadakan safar lebih dari tiga hari kecuali bersama ayah, anak laki-laki, suami,saudara laki-laki atau mahrom lainnya.” (HR Muslim 1340)

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma dari Rasulullahu Shallallahu ‘alaihi wassallam berkata: ” Janganlah seorang wanita muslimah bepergian selama dua hari kecuali bersama suaminya atau mahromnya.” (HR Ibnu Khuzaimah: 2522)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bersabsa Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassallam : “Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk mengadakan safar sehari semalam tidak bersama mahromnya.” (HR Bukhori: 1088, Muslim 1339)

Dari beberapa hadits ini, kita ketahui bahwa terlarang bagi wanita muslimah untuk mengadakan safar kecuali bersama mahromnya, baik safar itu lama ataupun sebentar. Adapun batasan beberapa hari yang terdapat dalam hadits di atas tidak dapat di fahami sebagai batas minimal.

Berkata Syaikh Salim Al Hilali: “Para Ulama’ berpendapat bahwa batasan hari dalam beberapa hadits di atas tidak dimaksudkna untuk batasan minimal. Dikarenakan ada riwayat yang secar umum melarang wanita safar kecuali bersama mahromnya, baik lama maupun sebentar, seperti riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata: Saya mendengar
Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

“Jangan seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali bersama mahromnya, juga jangan safar dengan wanita kecuali bersama mahromnya, maka ada seorang lelaki berdiri lalu berkata:

“wahai Rasulullah, sesungguhnya istri saya pergi haji padahal saya ikut dalam sebuah peperangan. Maka Rasulullah menjawab: “Berangkatlah untuk berhaji dengan istrimu.” HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341,Lihat Mausu’ah Al Manahi Asy Syari’ah 2/102)

Berkata Al Hfidz Ibnu Hajar rahimahullah: “Kebanyakan ulama’ memberlakukan larangn ini untuk semua safar karena pembatasn yang terdapat dalam hadits-hadits tersebut sangat berbeda-beda.” (Lihat Fathul Bari 4/75)

Syaikh sholeh Al Fauzan Hafidzuhullah ditanya tentang hukum wanita safar dengan naik pesawat domestik dalam negeri tanpa mahrom, apakah itu diperbolehkan? Jawab beliau: “Tidak boleh bagi seorang wanita mengadakan safar tanpa mahrom, baik naik pewasat atau mobil, karena Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir mengadakan safar sehari semalam kecuali bersama mahrom.” Maka safar wanita tanpa mahrom itu tidak boleh meskipun dengan alat transportasi yang cepat, karena pesawat atau mobil itu mungkin saja bisa terlambar, rusak, atau terjadi hal-hal lain yang mengharuskan wanita itu harus bersama mahromnya agar bisa menjaganya saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.” (Al Muntaqo min Fatwa Syaikh Sholeh Al Fauzan 5/387)

4. Tidak boleh Kholwat (berdua-duaan) kecuali bersama mahromnya

5. Tidak boleh menampakkan perhiasannya kecuali kepada mahromnya

6. Tidak boleh berjabat tangan kecuali dengan mahromnya

Jabat tangan dengan wanita di zaman ini sudah menjadi sesuatu yang lumrah, padahal Rasullah shallallahu ‘alaihi wassallam sangat mengancam keras pelakunya: Dari Ma’qil bin Yasar radhyallahu ‘anhu:Bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam: “Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad:1283 lihat Ash Shohihah 1/447/226)

Berkata Syaikh Al Albani rahimahullah: “Dalam hadits ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya, termasuk malsaha berjabat tangan, karena jabat tangan itu termasuk menyentuh.” (Ash Shohihah 1/448)

Dan Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah berjabat tangan dengan wanita, meskipun dalam keadaan-keadaan penting seprti mambai’at dan lain-lain.Dari Umaimah bintih Ruqoiqoh radhiyallahu ‘anha:

Bersabda Rasulullahi Shallallahu ‘alaihi wassallam: “Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita.” (HR Malik 2/982, Nasa’i 7/149, Tirmidzi 1597,Ibnu Majah 2874, ahmad 6/357, dll)

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Demi Allah, tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun dalam keadaan membai’at. Beliau tidak memba’iat mereka kecuali dengan mangatakan: “Saya ba’iat kalian.” (HR Bukhori: 4891)

Keharaman berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahromnya ini berlaku umum, baik wanita masih muda ataupun sudah tua, cantik ataukah jelek, juga baik jabat tangan tersebut langsung bersentuahn kulit ataukah dilapisi dengan kain.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya tentang hal tersebut, maka beliau menjawab: Tidak boleh berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahromnya secara mutlak, baik wanita tersebut masih muda ataukah sudah tua renta, baik lelaki yang berjabat tangan tesebut masih muda ataukah sudah tua, karena berjabat tangan ini bisa menimbulkan fitnah. Juga tidak dibedakan apakah jabat tangan ini ada pembatasnya atau tidak, hal ini dikarenakan keumuman dalil (larangan jabat tangan), juga untuk mencegah timbulnya fitnah”.

Hafalan Qur’an

  1. An nas (114)
  2. Al falaq (113)
  3. Ikhlash (112)
  4. Al Laab (111)
  5. An  nasher (110)
  6. Al Kafirun (109)
  7. Al Kaustar (108)
  8. AL maaun ( 107)
  9. AL Asher (106)
  10. Al Takaasur (105)
  11. AL Qoriah (104)
  12. Al Adiyat (103)
  13. Al Zilzal (102)
  14. Al Bayyinat (101)
  15. AL Qodr (100)
  16. Al Fajr (89)
  17. AL Mulk (67)
  18. AL Baqoroh (184-186 & 225-257)

TARGET PEMBINAAN GENERUS BARU SEMESTER 1

Tujuan :

1. Menjadikan setiap generus paham tentang Jama’ah.
2. Memberikan ilmu agama ( AL-Qur’an, AL-Hadist dan Akhlaq )
3. Melatih kemampuan individu generus untuk bisa lebih cerdas
4. Meningkatkan pengetahuan Generus tentang masa depannya
5. Membimbing para Generus untuk bisa meraih impiannya

Materi :

1. Al-Qur’an ( ma’na, keterangan dan bacaan )
a. pemahaman nama – nama surat
b. penerapan hukum – hukum tajwid
c. Aplikasi tajwid + makhroj
2. Al-Hadist ( ma’na, keterangan dan cara pemangkulan )
a. Hadist Adillah
b. Muktarul Da’wat
c. Shifati Janati wannar
3. Penulisan huruf Pegon
a. Pengenalan dasar – dasar huruf pegon
b. Latihan menulis pegon ( salin, dikte dan mengarang )
c. Membaca tulisan pegon
4. Nasihat pemantapan dan bimbingan

Jadwal :

Minggu 1 : a. Bacaan ( pemantapan tajwid dan makhroj )
b. Hadist ( ma’na + keterangan )
c. Tambahan materi

Minggu 2 : a. Bacaan ( pemantapan tajwid dan makhroj )
b. Hadist ( ma’na + keterangan )
c. Tambahan materi

Minggu 3 : a. Bacaan ( pemantapan tajwid dan makhroj )
b. Hadist ( ma’na + keterangan )
c. Tambahan materi

Minggu 4 : a. Bacaan ( pemantapan tajwid, hafalan surat )
b. Pegon

Mengenal Allah, Perlukah Wanita Jago Masak

Dear All,

1. Jadilah Jagung, Jangan Jambu Monyet.
Jagung membungkus bijinya yang banyak, sedangkan jambu?monyet
memamerkan bijinya yang cuma satu-satunya.
Artinya : Jangan suka pamer

2. Jadilah pohon Pisang.
Pohon pisang kalau berbuah hanya sekali, lalu mati.
Artinya : Kesetiaan dalam mencitai seseorang.

3. Jadilah Duren, jangan kedondong
Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan
manis.
hmmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di
dalamnya ada biji yang berduri.
Artinya : Don’t Judge a Book by The Cover.. jangan menilai orang dari
Luarnya saja.

4. Jadilah bengkoang.
Walaupun hidup dalam kompos sampah, tetapi umbinya isinya putih
bersih.
Artinya : Jagalah hati jangan kau nodai.

5. Jadilah Tandan Pete, bukan Tandan Rambutan.
Tandan pete membagi makanan sama rata ke biji petenya, semua seimbang,
tidak seperti rambutan.. ada yang kecil ada yang gede.
Artinya : Selalu adil dalam bersikap.

6. Jadilah Cabe.
Makin tua makin pedas.
Artinya : Makin tua makin bijaksana.

7. Jadilah Buah Manggis
Bisa ditebak isinya dari pantat buahnya.
Artinya : Jangan Munafik

8. Jadilah Buah Nangka
Selain buahnya, nangka memberi getah kepada penjual atau yg
memakannya.
Artinya : Berikan kesan kepada semua orang (tentunya yg baik).

9.Jadilah orang jamah dengan ngaji Quran Hadist
selain akan mendapatkan manisnya keimanan juga surga yang kau dapat…
artinya: berikan manisnya keimanan walau pahit yang kau terima ( cobaan) sabar-sabar-sabar…. AJZKHR. ( FROM : XEIZHA & LA2 )
Banyak orang akan datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya sahabat2 sejati yang akan meninggalkan jejak di dalam hatimu. Untuk menangani dirimu, gunakan kepalamu, Tetapi untuk menangani orang lain, gunakan hatimu. Kemarahan hanyalah satu kata yang dekat dengan bahaya.Pikiran yang besar membicarakan ide-ide; Pikiran yang rata-rata membicarakan kejadian-kejadian; Dan pikiran yang kerdil membicarakan orang-orang. Allah memberikan kepada setiap burung makanan mereka, tetapi Ia tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka.

Ia yang kehilangan uang, kehilangan banyak. Ia yang kehilangan seorang teman, kehilangan lebih banyak. Tetapi ia yang kehilangan keyakinan, kehilangan semuanya. Orang-orang muda yang cantik adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang cantik adalah hasil karya seni. Belajarlah
dari kesalahan orang lain. Engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk mendapatkan semua itu dari dirimu sendiri. Lidah praktis tidak berat sama sekali, tetapi hanya sedikit orang yang dapat memegangnya.

“Smart people learn from their own mistakes. Smarter people learn from the mistakes of others”

So…don’t make mistake again…please…please,,,

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri Paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Mubaligh : Saya hamba Allah dan Insya Alloh saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda.
Pemuda : Anda yakin? Padahal profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.
Mubaligh : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan.
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya!
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat
dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan. Sebab mereka memiliki unsur
yang sama, yaitu api. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba sang Mubaligh menampar pipi si pemuda dengan keras.

Pemuda : Kenapa Anda menampar saya?
Mubaligh : Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang Anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
Mubaligh : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Tentu saja sakit.
Mubaligh : Jadi Anda percaya bahwa sakit itu ada?
Pemuda : Ya.
Mubaligh : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu.
Pemuda : Saya tidak bisa
Mubaligh : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujud-Nya.

Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya, ataupun sebelumnya Anda merasa akan ditampar oleh saya?

Pemuda : Tidak!
Mubaligh : Itulah yang dinamakan takdir!

Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar Anda?

Pemuda : Kulit.
Mubaligh : Terbuat dari apa pipi Anda?
Pemuda : Kulit.
Mubaligh : Bagaimana rasanya tamparan saya?
Pemuda : Sakit.
Mubaligh : Walaupun setan terbuat dari api dan neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka neraka akan menjadi tempat menyakitkan bagi setan.

Perlukah Wanita Belajar Memasak?? Posted by miobies on Tuesday 27 May 2003 – 10:39:01
Di era globalisasi ini, semakin banyak gadis yang sekolah tinggi, pandai, mandiri, tetapi tak bisa memasak, tak suka mencuci ataupun menyapu halaman. Kamarnya penuh buku diktat berantakan, debu di rak buku dan jendela sudah berminggu-minggu belum dibersihkan, tetapi gadis penghuni kamar itu tetap asyik berkutat dengan buku-buku pelajaran dan komputernya.

Sebuah pekerjaan rumah tangga yang kini mulai ditinggalkan wanita modern.

Hasan mengernyitkan kening ketika menyantap nasi goreng buatan Rahmi, istri barunya. Di bibirnya tersungging sebuah senyum tipis, sementara Rahmi memandang suaminya penuh rasa cemas. Benar dugaannya, hingga kali ketiga ia memasakkan nasi goreng untuk suaminya ternyata belum juga bisa terasa pas di lidah.

“Enak…,” hibur suaminya sambil meneruskan, “Cuma terlalu asin.” Rahmi tersenyum kecut menahan malu. Setelah hampir sebulan lalu keduanya menikah, baru tak lebih dari dua pekan mereka menempati rumah kontrakannya. Sejak saat itu Rahmi memang harus memasak, mencuci, dan menyeterika sendiri. Pekerjaan-pekerjaan yang tak pernah ia sentuh ketika masih gadis. Ibunya tak
pernah mengajarkan pekerjaan-pekerjaan semacam itu kepadanya, dan semasa kuliah pun habis waktunya untuk belajar melulu.

Beruntung, Hasan termasuk suami yang mau mengerti latar belakang kehidupan istrinya, hingga selanjutnya justru Hasanlah yang mengajari Rahmi berbagai resep masakan.

Di era globalisasi ini, semakin banyak gadis yang senasib seperti Rahmi. Sekolah tinggi, pandai, mandiri, tetapi tak bisa memasak, tak suka mencuci ataupun menyapu halaman. Kamarnya penuh buku diktat berantakan, debu di rak buku dan jendela sudah berminggu-minggu belum dibersihkan, tetapi gadis penghuni kamar itu tetap asyik berkutat dengan buku-buku pelajaran dan komputernya.

Jika dilihat dari kesibukan jadwal kuliah dan materi pelajaran yang ekstra berat, kita mungkin bisa memahami mengapa gadis-gadis pandai itu begitu giat belajar hingga melalaikan pekerjaan-pekerjaan teknis. Dianggapnya pekerjaan-pekerjan itu hanya membuang waktu, buang tenaga, tidak bermanfaat, dan terlalu remeh dibandingkan tugas belajar yang berat. Benarkah pendapat
itu?

Tentu saja salah besar. Setiap pekerjaan, seremeh apapun, pasti ada manfaatnya. Khusus untuk pekerjaan-pekerjaan kecil dalam rumah tangga seperti ini, sebenarnya memiliki manfaat cukup besar pula bagi kaum hawa. Apa saja manfaatnya, akan kita bahas berikut ini.

Bukan Pekerjaan Remeh

Pekerjaan memasak, misalnya, akan menajamkan perasaan seseorang. Kepandaian merajang bawang merah dengan sama tipis, sama sekali bukan hal yang mudah. Memperkirakan minyak agar tidak terlalu panas sehingga kerupuk bisa mekar dengan baik sempurna, kuningnya pas, dan tidak terlalu coklat pun butuh kepekaan perasaan. Belum lagi persoalan penataan hidangan di meja makan, bagaimana bisa nampak lebih menarik untuk disantap, semuanya butuh kelembutan perasaan dan ketrampilan motorik halus jari-jari tangan.

Mencuci, sekilas nampak seperti pekerjaan kasar semata. Ternyata di sana tetap dibutuhkan juga latihan kesabaran. Kaos kaki dekil, hanya bisa dibersihkan dengan menguceknya kuat-kuat berkali-kali. Bagian dalam kerah baju dan saku, perlu gosokan pelan namun teliti karena debunya tersembunyi di bagian yang sulit dikucek. Belum lagi saat menjemurnya. Jika asal-asalan merentangkan jemuran, ketika kering baju menjadi kusut. Tetapi jika dijemur dengan rapi, hati-hati, diluruskan serat-serat kainnya, maka baju akan lebih terawat rapi, tak mudah kusut maupun molor.

Begitu juga dengan meyeterika, membutuhkan latihan kesabaran yang tak ringan. Untuk bisa menyeterika kerah baju, bahu yang letaknya menyudut, lipatan-lipatan rok yang harus ditata satu demi satu, semuanya tak bisa dikerjakan dengan kasar dan sembarangan dan membutuhkan ketrampilan motorik halus jari-jari tangan pula.

Bagaimana dengan membersihkan kamar, menata buku, atau memasang vas bunga di meja, apakah semuanya pekerjaan remeh? Sama sekali tidak, karena semua ini akan mempertajam kepekaan para gadis terhadap kebersihan dan keindahan rumahnya kelak. Jika terbiasa dengan kamar seperti kapal pecah, lantas siapa yang nantinya berinisiatif memperindah rumahnya kelak? Padahal merawat bunga dalam pot bukan hal yang ringan. Membersihkan debu di sela-sela susunan buku, di sudut-sudut jendela pun butuh ketelatenan. Apakah harus suami yang mengerjakannya? Atau menggantungkan kepada pembantu? Ada pembantu pun tak akan berguna, jika majikannya tak peka terhadap kebersihan dan keindahan rumah.

Persiapkan Gadis-gadis Kita

Walaupun kita merasa sebagai orang modern, jangan sekali-sekali merasa tak perlu mengajarkan ketrampilan-ketrampilan rumah tangga kepada gadis-gadis kita. Apapun kesibukan mereka, latihlah gadis-gadis itu untuk bisa (walau tak harus pandai) memasak, menjahit, mencuci maupun menyeterika. Seperti yang sudah kita bahas, pekerjaan-pekerjaan tersebut turut berperan dalam membentuk karakter feminin dalam kepribadian mereka.

Jika gadis-gadis trampil melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut, kepekaan perasaan bisa tetap terjaga, juga kepekaan terhadap kebersihan lingkungan dan tumbuhlah pula cita rasa keindahannya. Kelembutan tangan dan kelincahan motorik halus jari-jari tangan mereka pun tetap terjaga. Dan pada akhirnya, semua itu akan membantu menghaluskan kejiwaan mereka, menumbuhkan kesabaran dan ketelatenannya.

Kepribadian yang halus dan lembut seperti ini akan menyeimbangkan kemandirian, kepandaian dan kemampuan rasio yang mereka dapatkan dari sekolah-sekolah formal yang ada.

Di zaman kehidupan Rasulullah, gadis-gadis telah mendapatkan pelajaran mengenai kehidupan berkeluarga sebelum mereka baligh. Sehingga ketika datang saat baligh, mereka telah dewasa dan siap untuk menjalani hidup pernikahan. Apakah terlalu muda? Tidak, karena kepribadian mereka telah cukup matang. Jauh berbeda dengan kepribadian gadis-gadis usia baligh sekarang, yang justru sedang berada dalam masa kritis sebagai remaja yang sedang mencari jati diri. Ini semua gara-gara para orang tua lalai untuk mendewasakan gadis-gadis mereka sebelum baligh.

Karena keadaan memang sudah berbeda, kita pun tak bisa melawan arus dengan mudah. Anak-anak gadis kita tetap harus mengikuti pola perkembangan masyarakat kita, tetapi jangan sekali-sekali lupa untuk tidak memberikan kebutuhan pendidikan kepribadian yang paling mereka butuhkan untuk masa-masa berkeluarganya kelak.

Bukankah suami akan lebih sayang jika istri yang memasakkan makanan
untuknya?

Sahabat Posted by miobies on Tuesday 27 May 2003 – 10:42:47
Teman adalah hadiah dari Yang Di Atas buat kita. Seperti hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya jelek. Yang bungkusnya bagus punya wajah rupawan, atau kepribadian yang menarik. Yang bungkusnya jelek punya wajah biasa saja, atau kepribadian yang biasa saja, atau malah menjengkelkan.

Teman adalah hadiah dari Yang Di Atas buat kita.
Seperti hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan ada yang bungkusnya jelek.
Yang bungkusnya bagus punya wajah rupawan, atau kepribadian yang menarik.
Yang bungkusnya jelek punya wajah biasa saja, atau kepribadian yang biasa saja, atau malah menjengkelkan.

Seperti hadiah, ada yang isinya bagus dan ada yang isinya jelek.
Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu indah sehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya,
ketika kita tahan menghabiskan waktu berjam-jam saling bercerita dan menghibur,
menangis bersama, dan tertawa bersama.
Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.

Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka.
Begitu dalam luka-lukanya sehingga justru karena ia tidak merasakan cinta dalam hidupnya, ia tidak mampu lagi mencintai.
Sayangnya yang kita tangkap darinya seringkali justru sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dll.

Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini dan mencoba menghindar dari mereka.
Kita tidak tahu bahwa itu semua BUKANlah karena mereka pada dasarnya buruk,
tetapi ketidakmampuan jiwanya, memberikan cinta karena justru ia membutuhkan cinta kita,
membutuhkan empati kita, kesabaran dan keberanian kita untuk mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.

Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka lututnya berlari bersama kita?
Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air berenang bersama?
Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan,
bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita.
Mereka tidak akan bilang bahwa “lutut” mereka luka atau mereka “takut air”,
mereka akan bilang bahwa mereka tidak suka berlari atau mereka akan bilang berenang itu membosankan dll.

Itulah cara mereka mempertahankan diri.

Mereka tidak akan bilang: Mereka akan bilang:
“Aku tidak bisa menari” “Menari itu tidak menarik”
“Aku membutuhkan kamu” “Tidak ada yang cocok denganku”
“Aku kesepian” “Aku tidak perlu teman”
“Aku butuh diterima” “Aku ini buruk, siapa yang akan tahan denganku”
“Aku ingin didengarkan” “Kisah hidupku membosankan”

Mereka semua hadiah buat kita, entah bungkusnya bagus atau jelek, entah isinya bagus atau jelek.
Dan jangan tertipu oleh kemasan. Hanya ketika kita bertemu jiwa-dengan-jiwa, kita tahu hadiah sesungguhnya yang sudah disiapkan-Nya buat kita.

Dalam 7 Hari Yang Telah Lalu Dan Mungkin Akan Terulang Posted by miobies on Thursday 05 June 2003 – 12:54:13
dihari ke-7 itu juga Aku tersentak kaget mendengar khabar temanku kini Telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya malam tadi dia dengan misscallnya mengingat aku ttg
tahajud kematian kenapa aku baru gemetar mendengarnya?

Dalam 7 Hari Yang Telah Lalu Dan Mungkin Akan Terulang

Hari per-1,
tahajudku tetinggal Dan aku begitu sibuk akan duniaku Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib Dengan niat kulakukan bersama isya itupun terlaksana setelah acara tv selesai

Hari ke-2,
tahajudku tertinggal lagi Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama

Hari ke-3
aku lalai lagi akan tahujudku
Temanku memberi hadiah novel best seller yang lebih dr 200 hlmn Dalam waktu tidak 1 hari aku telah selesai membacanya Tapi… enggan sekali aku membaca Al-qur’an walau cuma 1 juzz Al-qur’an yg 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhapal itupun dengan terbata-bata Tapi… ketika temanku bertanya ttg novel tadi betapa mudah dan
lancarnya aku menceritakan

Hari ke-4
kembali aku lalai lagi akan tahajudku Sorenya aku datang ke selatan Jakarta dengan niat mengaji Tapi kubiarkan ustazdku yang sedang mengajarkan kebaikan Kubiarkan ustadzku yang sedang mengajarkan lebih luas tentang agamaku Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman yg ada disampig kiri & kananku Padahal bada magrib tadi betapa sulitnya aku merangkai Kata-kata untuk kupanjatkan saat berdoa

Hari ke-5
kembali aku lupa akan tahajudku Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh saat imam sholat jum’at kelamaan bacaannya Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi dan betapa
nikmat,serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam

Hari ke-6
aku semakin lupa akan tahajudku Kuhabiskan waktu di mall & bioskop bersama teman2ku Demi memuaskan nafsu mata & perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar Aku lupa .. waktu diperempatan lampu merah tadi Saat wanita tua mengetuk kaca mobilku Hanya uang dua ratus rupiah kuberikan itupun tanpa menoleh Hari ke-7 bukan hanya tahajudku tapi shubuhkupun tertinggal Aku bermalas2an ditempat tidurku menghabiskan waktu Selang beberapa saat dihari ke-7 itu juga Aku tersentak kaget mendengar khabar temanku kini Telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya malam tadi dia dengan misscallnya mengingat aku ttg
tahajud kematian kenapa aku baru gemetar mendengarnya? Padahal dari dulu sayap2nya selalu mengelilingiku dan Dia bisa hinggap kapanpun dia mau 1/4 abad lebih aku lalai…. Dari hari ke hari, bulan dan tahun Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunnah Kurang mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta Berkata kuno akan nasehat ke-2 orang tuaku Padahal keringat & airmatanya telah terlanjur menetes demi aku Tuhan andai ini merupakan satu titik hidayah Walaupun imanku belum seujung kuku hitam Aku hanya ingin detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa
Tahajud dan sholatku meninggalkan bekas Saat aku melipat sajadahku….. Amin….

Bila di dunia ada syurga,
maka itulah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Bila di dunia ada neraka,
maka itulah kehidupan rumah tangga yang tak selaras & jauh dari agama.

Bahagialah mereka yang diamnya berfikir,
Memandangnya mengambil pelajaran,
mendengarnya mengambil hikmah, dan
dalam tindakannya mengenal indahnya ajaran Islam

Kiat-Kiat Memikat Hati Suami Posted by miobies on Wednesday 18 June 2003 – 07:26:51
Disayang suami? Siapa yang tidak mau. Kasih dan sayang
adalah wujud nyata cinta seorang suami kepada istrinya. Dengan karunia kasih dan sayang pula, rumah tangga bak surga yang senantiasa menghadirkan kesejukan. Namun ternyata, tidak sedikit istri-istri yang merasa kesulitan mendapatkan kasih sayang suami itu. Atau setidaknya, mulai merasa ‘ada yang hilang’ dari hati suami dibanding tahun-tahun pertama mengarungi bahtera rumah tangga yang penuh keindahan
Jika demikian…

eramuslim – , Disayang suami? Siapa yang tidak mau. Kasih dan sayang
adalah wujud nyata cinta seorang suami kepada istrinya. Dengan karunia kasih dan sayang pula, rumah tangga bak surga yang senantiasa menghadirkan kesejukan. Namun ternyata, tidak sedikit istri-istri yang merasa kesulitan mendapatkan kasih sayang suami itu. Atau setidaknya, mulai merasa ‘ada yang hilang’ dari hati suami dibanding tahun-tahun pertama mengarungi bahtera rumah tangga yang penuh keindahan

Jika demikian,tentu Anda merasa bahwa suami sudah tidak menyayangi
Anda. Tidak! jangan melulu salahkan suami atas perubahan sikap yang terjadi
terhadap Anda. Karena bisa jadi Andalah penyebab segala perubahan sikap
suami itu. Oleh karena itu, sekedar mengingatkan, apa salahnya jika Anda
kembali memperhatikan hal-hal berikut yang barangkali sudah terlupakan
bahkan Anda tinggalkan

Pertama, Laki-laki gemar diberi perhatian akan hal-hal remeh yang
berkaitan dengan dirinya. Dia akan senang jika istrinya mengenakan
kancing bajunya, mengelap sepatunya, memotong kukunya, dan ebagainya

Sabda Rasulullah SAW, “Ya Fatimah, barangsiapa wanita meminyakkan
rambut dan janggut suaminya serta memotong kumisnya dan mengerat kukunya,
Allah akan memberinya minum air dari sungai-sungai di surga, diringankan
baginya sakaratul maut, akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman
surga, Allah mencatatkan baginya bebas dari api neraka, dan selamat dari
titian shirat,”
Kedua, Pernahkah anda dipanggil suami ketika sedang memasak atau
melakukan pekerjaan lain? Anda wajib memenuhi panggilannya. Tinggalkan
semua pekerjaan dan tunaikan permintaannya
Ketiga, Kebanyakan laki-laki cukup cerewet dengan kebersihan. Mereka
akan bosan apabila istri menyambutnya dengan rupa yang semrawut dan kusut,
anak-anak yang lusuh dan kumuh dan rumah yang ‘bak kapal pecah’. Sesibuk
apapun Anda, persiapkan diri sebaik mungkin menyambut kepulangan suami
dengan penuh senyum keihklasan
Keempat, Laki-laki suka dilayani seperti raja oleh seorang istri yang
memiliki sifat keibuan. Dia suka jika istrinya membantu mengelap
peluhnya, menyediakan keperluan untuk mandi dan berdiri ketika ia hendak
pergi atau kembali. Ungkapan-ungkapan seperti, “Mas, mau mandi dulu, makan
dulu atau tidur dulu,” tatkala suami baru tiba, cukup untuk membuat senyum
suami mengembang dan mengurangi penat dan lelah yang dirasanya
Kelima, Laki-laki suka dipuji. Jangan lupa! Hargai setiap barang
pemberiannya meskipun tidak bagus atau tidak seberapa nilainya. Sekedar
ucapan ‘terima kasih’ dari seorang istri ketika menerima pemberian, sangat
dalam maknanya dan membekas di hati suami
Keenam, Laki-laki akan bosan jika istrinya ‘cerewet’ dan selalu
bertanya,hendak kemana, acara apa . dan sebagainya
Ketujuh, Ada sebagian laki-laki mengatakan, istri yang menghidangkan
makanan tanpa menemaninya makan, sama halnya seperti memberi makan kucing
Anda mesti menemaninya meskipun sekedar satu suapan
Thabit al-Bannani berkata, “Terdapat seorang wanita dari Bani Israil yang
buta sebelah matanya, yang sangat baik pekertinya terhadap suaminya. Apabila
dia menghidangkan makanan di hadapan suaminya, dipegangnya pelita sampai
suaminya selesai makan. Pada suatu malam, pelitanya kehabisan sumbu, lalu
diambilnya rambutnya untuk dijadikan sumbu. Esok harinya, matanya yang buta
kembali melihat. Allah memuliakannya karena rasa hormatnya kepada suami.”
Kedelapan, Laki-laki senang dengan kafasihan istrinya dalam berkata-kata,
bijak dalam bertindak dan menjadi partner yang baik dalam berdiskusi
Tingkatkan kualitas intelektual Anda dengan banyak membaca buku dan gali
berbagai informasi. Sebab, kebanyakan laki-laki tidak suka dengan wanita
yang banyak omong tapi tak bermakna
Kesembilan, Kebanyakan laki-laki beranggapan, ‘Baiti Jannatii
Rumahku adalah surgaku dan penenang pikiranku. Jadi sudah sewajarnya Anda
senantiasa memelihara suasana rumah dan berperan sebagai bidadari di
dalamnya
Kesepuluh, Kalau Anda ingin suami berlama-lama dirumah, jangan sambut
kepulangannya dengan berbagai masalah anak-anak dan urusan dapur.Mulailah
pembicaraan yang menyenangkan, karena suami butuh penyegaran setelah
seharian berkutat dengan masalah dikantor
Kesebelas, Tidak sedikit suami yang menyukai istri yang kreatif dalam
soal memasak dan menghias rumah serta mengurus diri dalam melayani suami
Keduabelas, Tempat tidur bukan sekedar rahasia suami-istri. Melainkan
juga tempat ternyaman bagi suami-istri untuk saling berbagi dan mencurahkan
perasaan. Jadikan dia kamar yang eksklusif dan pribadi. Suami tidak suka
ruang tidurnya dimasuki orang tanpa seizinnya
Ketigabelas, Pantang bagi suami jika tidurnya terganggu, karena hal itu
hanya akan membuatnya marah. Jauhkan anak-anak darinya ketika sedang tidur
Atau berusaha meminimalisir kegaduhan yang timbul dari aktifitas rumah atau
dapur
Keempatbelas, Pantang bagi suami jika istrinya menolak keinginannya,
kecuali jika istrinya sakit. “Apabila suami memanggilnya ke tempat tidur
tetapi ditolaknya hingga suami marah, maka wanita itu tidur dalam laknat
malaikat hingga pagi hari,” (Muttafaqqun Alaihi)
Kelimabelas, Hanya ketaqwaan Anda yang dapat menguasai ego suami dan
membantunya membentuk pribadi muslim yang tangguh dan menjadi suami ideal
Lelaki tidak mudah tertambat hatinya dengan ungkapan “cinta”. Tetapi
cukup dengan keluhuran Anda dalam berkorban untuk taat dan menyayangi
dirinya. Karena kaum laki-laki hanya keras pikirannya, tapi sensitif
perasaannya

Bab Ahli Zinah Posted by miobies on Thursday 25 September 2003 – 21:02:58
Kenapa orang berzina? Diantara sekian banyak alasan adalah:
1. karena kurang takutnya akan ancaman Alloh,
2. karena rumput disebelah kelihatan lebih hijau, rapi menarik(orang lain kelihatan lebih cantik/gagah, mempesona dari pada istri/suami),
3. tidak ada penyaluran kebutuhan biologis yang halal(istri/suami), masih bujang atau jauh dari istri/suami,
4. target setan menghancurkan manusia lewat perzinaan, si Setan akan mendapatkan singgasana disisi raja setan bila berhasil membuat orang melakukan zina,
5. karena sering dekat, nyepi dengan lawan jenis yang bukan mahromnya,
6. setan akan menangis susah bila ada anak adam menikah, karena dua pertiga agama anak adam terjaga.
QS Al Isra’ 32:
Jangan mendekati kalian pada zina sesungguhnya zina perbuatan keji dan sejelek jelek jalan

HR Baihaki:

Wahai golongan orang muslim takutlah pada zina sesungguhnya di dalam zina ada enam perkara tiga perkara di dunia dan tiga perkara di akhirat maka adapun yang di dunia menghilangkan wibawa, pendeknya umur, tetapnya melarat adapun tiga yang di akhirat murkanya Alloh yang maha barokah dan maha luhur, jeleknya hisapan/hitungan amal dan siksanya neraka.
HR Tobroni:
Sesungguhnya orang yang zina datang wajahnya dengan menyala di neraka.
HR Al Bazar dari buraidhoh:

Sesungguhnya langit yang ketujuh dan bumi yang ketujuh dan gunung melaknati mereka pada orang tua yang zina maka sungguh kemaluan orang yang zina menyakitkan ahli neraka karena bau busuknya.
HR Ahmad:
Tidak henti henti umatku pada kebaikan selama tidak tersebar di dalam mereka anak zina maka ketika tersebar pada mereka anak zina maka hampir bila meratakan pada mereka sopo Alloh yang maha agung dan maha mulia dengan siksanya.
QS Rum 21:
Dari tanda tanda kekuasaanku Alloh bila menjadikan aku dari diri kamu beberapa isteri supaya tenteram kalian kepadanya dan menjadikan aku Alloh antara kalian rasa cinta dan kasih sayang sesungguhnya di dalam demikian niscaya jadi ayat bagi kaum yang berpikir.
Mudah-mudahan Alloh selalu menjaga diri dan menetapkan hati dalam keimanan,…semoga Alloh memberi manfaat hidayah dan barokah.