Category Archives: Karya Ilmiah

Presentasi Karya Ilmiah

Presentasi Karya Ilmiah

Pada umumnya kegiatan ilmiah dilaporkan dalam 2 bentuk: tertulis (written) dan terucap (oral). Seluk belum menulis laporan karya ilmuah saya dokumentasikan di file lain. Dokumen ini menyajikan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat presentasi tatap muka (oral). Presentasi tatap muka pada umumnya diselenggarakan dengan alat bantu OHP atau sekarang lebih banyak menggunakan tayangan komputer melalui LCD projector.

Kondisi Darurat
Dalam kondisi terburuk, alat bantu tersebut tidak bekerja seperti yang diharapkan (komputer macet, lamput proyektor mati, dan sebagainya), oleh karena itu presenter harus selalu siap dengan skenario cadangan berupa presentasi tanpa alat bantu. Yang paling diperlukan pada skenario cadangan ini adalah copy dari presntasi dalam bentuk tecetak di kertas. Saya pernah mengikuti ujian tugas akhir yang pada saat baru mulai, listrik padam. Karena ruang tidak terlalu besar dan cukup terang dari jendela, presentasi tetap diteruskan. Siswa yang diuji ternyata sudah menyiapkan sejumpah foto copy presentasi untuk dibagikan ke penguji. Ternyata presentasi dan tanyajawab bisa berjalan baik dan seingat saya dia bisa mendapat nilai A (pekerjaannya memang baik; tidak hanya presentasi yang memang telah dipersiapkan dengan baik pula).

Latihan
Sempatkan latihan sebelum acara yang sesungguhnya. Biasanya pada latihan ini kita masih akan menemukan kesalahan-kesalah baik yang prinsip maupun yang sederhana seperti salah ketik. Meskipun pada umumnya bisa diatasi pada pelaksanaan acara, salah cetak kadang dapat menyesatkan. Apabila terbaca kata “dengat” orang masih bisa menebak-nebak kata yang benar dengan melihat konteks kalimatnya. Apabila kata “dengar” keliru ketik menjadi “dengan” maka baik penulis maupun audience belum tentu dengan cepat bisa menyadari kalau ada kesalahan.

Selain menemukan kesalahan, latihan dapat membantu presenter memperkirakan durasi presentasinya. Apabila dirasa terlalu panjang, masih ada waktu untuk memilih slide mana yang akan diloncati. Latihan juga diperlukan untuk memastikah bahwa kita memang sudah siap biara dan tidak ada butir-butir penting yang terlewatkan.

Alat Bantu Presentasi
Yang pertama harus diperhatikan adalah bahwa tulisan harus terbaca oleh audience yang duduk pada posisi yang paling sulit (belakang samping misalnya). Sebagai aturan umum, 22 point masih OK, lebih kecil dari sudah sulit terbaca. Template dari PowerPoint atau Impress bisa dipakai sebagai pegangan. Karena font harus besar, kita mesti kerja keras untuk menuangkan butir-butir presentasi dengan kalimat sesingkat-singkatnya. Pada dasarnya, persiapan membuat presentasi yang serius sudah merupakan sarana berlatih berhasa yang baik benar.

Penggunaan Diagram
Secara umum, tabel dan diagram lebih disukai audience dibanding sejumlah baris kata-kata. Aturan main membuat diagram dan tabel tetap sama yakni menggunakan teks dengan font yang dapat terbaca dengan baik (22 point). Dengan ketentuan ini, kita dipaksa belajar membuat diagram yang kalau perlu dipresentasikan blok per blok.

Animasi

Penggunaan komputer untuk presentasi memungkinkan membuat tayangan animasi gerakan-gerakan teks dan gambar. Pada saat memanfaatkan fitur animasi, pastikan setiap elemen animasi menyumbang peningkatan kejelasan presentasi. Teks yang datang baris per baris dapat dimanfaatkan untuk menghantar perhatian audience pada teks yang sedang dibahas. Saya belum menemukan manfaat mendatangkan kalimat dengan animasi gerakan huruf yang datang satu per satu. Animasi berlebihan tanpa pemikiran manfaatnya secara umum justru memecah konsentrasi audience pada bab yang sedang dibicarakan. Manfaatkan fitur animasi untuk keperluan penyajian konseptual proses-proses yang memang bisa disajikan lebih baik dengan animasi. [bersambung]

Penulisan Karya Ilmiah

Bambang Nurcahyo Prastowo

Menulis Karya Ilmiah

Sebelum mulai menulis, sadari betul bahwa tujuan penulisan adalah memberi ilmu atau minimal informasi yang diharapkan berguna bagi pembaca. Karena itu, renungkan betul manfaat bagi pembaca kalimat demi kalimat yang kita tuliskan. Kalimat/paragraf yang dimulai dengan rangkaian kata “Sebagaimana kita ketahui bersama…” bisa dipastikan tidak ada manfaatnya bagi pembaca. Buat apa ditulis kalau sudah diketahui bersama. Pada dasarnya tidak ada salahnya mengungkap pengetahuan bersama tersebut, asal disadari betul fungsinya sebagai dasar pengantar alur logika untuk pengumkapan hal-hal yang hendak dikemukakan.

Seberapa Panjang?
Meskipun kadang disebutkan dalam panduan penulisan laporan tugas akhir (skripsi, thesis, desertasi), jumlah halaman hanya lah merupakan petunjuk tentang kedalaman dan keluasan materi yang dikehendaki. Pada umumnya tidak ada ketentuan baku dari jumlah halaman naskah tulisan tugas akhir. Pembatasan jumlah halaman yang kaku hanya masuk akal pada penerbitan berkala tertentu yang memang secara fisik ada pembatasan ukuran. Bisa saja kita menulis tugas akhir 20-40 halaman, namun bila memang banyak yang hendak disampaikan, beberapa ratusan halaman pun tidak masalah. Kuncinya sama, pastikan tiap kalimat berguna bagi pembaca.

Kenali Target Pembaca
Untuk memaksimalkan manfaat tulisan bagi pembaca, kita perlu membuat asumsi tingkat pengetahuan target pembaca tulisan itu. Untuk tugas akhir, cukup aman mengasumsikan target pembacanya adalah sesama mahasis dari jurusan yang sama di seluruh dunia. Kelebihan kita dari pembaca ada pada aktivitas penelitian yang dilakukan. Kita melakukannya, target pembaca tulisa kita melakukan penelitian lain. Selain itu, kita membaca bahan pustaka pada bidang kajian tugas yang bersangkutan lebih banyak dari sidang pebaca naskah tugas akhir yang kita buat.

Bahasa: Aspek Terpenting Karya Tulis
Sambil praktek menulis, kita bisa mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Di negeri berbahasa Inggris, para mahasiswa biasa kesana kemari membawa kamus Inggris-Inggris. Sangat boleh jadi, warga negera Indonesia juga memerlukan kamus Indonesia-Indonesia, Sempatkan membelinya. Tidak ada ruginya untuk memiliki Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pastikan setiap kalimat yang kita tuliskan mengandung subyek dan predikat secara lengkap. Bila tidak ahli betul, hindari penulisan kalimat kompleks. Jarang ada mahasiswa yang bisa menyelesaikan kalimat yang dimulai dengan kata sambung. Sebagai latihan, coba lengkapi kalimat berikut ini.

“Dengan diberlakukannya undang-undang informasi dan transaksi elektronik……..”

“Apabila angin lesus itu terjadi lagi pada musim penghujan yang datang terlambat tahun ini….. ”

Perhatikan betul penggunaan tanda baca. Kita sangat bergantung pada tanda baca sebagai pengganti intonasi pada bahasa percakapan. Tidak ada spasi setelah tanda kurung buka. Tidak ada spasi sebelum tanda kurung tutup, titik, koma, tanda seru, titik dua, titik koma, dan tanda tanya. Sepintas, aturan ini tidak meninbulkan masalah, namun sesekali bila diabaikan kita akan menemukan tanda tanya, seru atau kurung tutup pada awal baris. Janggal bukan
?

Jangan takut mengadopsi kata-kata asing secara langsung. Aturan main Bahasa Indonesia yang perlu diingat betul saat mengadopsi kata asing adalah kesesuaian antara tulisan dan bacaan. Kata “computer” dan “memory” bisa langsung digunakan dengan penyesuaian penulisan menjadi “komputer” dan “memori” yang dapat dibaca seperti kata-kata dalam bahasa Indonesia yang lain.

Sistematika Penulisan

Secara umum karya tulis ilmiah terbagi dalam 4 bagian: pendahuluan, pokok, hasil, dan penutup. Pendahuluan memuat hal-hal yang menjadi alasan dilakukannya kegiatan ilmiah yang dilaporkan dalam tulisan tersebut. Pendahuluan memuat studi pustaka yang mengungkap laporan-laporan kegiatan ilmiah terdahulu yang berkaitan dengan topik serupa. Dari uraian studi pustaka diharapkan dapat disusun suatu ungkapan tentang hal menarik yang bakal terungkap apabila dilakukan penelitian lebih lanjut. Ungkapan semacam ini resminya disebut hipotesa. Bagian pokok karya tulis memuat rencana kerja kegiatan penelitian untuk mengungkap kebenaran hipotesa. Untuk mempertanggungjawabkan kegiatan, perlu dituliskan landasan teori yang menghubungkan pernyataan-pernyataan pendukung kebenaran hipotesa dengan hasil-hasil kegiatan penelitian. Pelaksanaan kegiatan ilmiah dilaporkan di bagian hasil dari karya tulis. Segala yang dilakukan, urut-urutannya, peralatannya dan data-data yang dihasilkan disampaikan di bagian ini. Prinsip manfaat tetap berlaku. Artinya tabel-tabel panjang yang membosankan harus diolah dulu sedemikian hingga bisa tampil dalam angka-angka/grafik yang mudah difahami dengan rujukan ke data lengkap yang disertakan sebagai lampiran. Di bagian hasil ini pula data-data tersebut dibahas.

Penutup sering diisi dengan kesimpulan dan saran. Di naskah-naskah laporan tugas akhir yang pernah saya baca, banyak dijumpai bab kesimpulan yang secara kurang tepat diisi dengan ringkasan baik dari bahan bacaan studi pustakan dan landasan teori maupun dari pokok penelitian. Kesimpulan bukan ringkasan. Tuliskan kesimpulan pada bab kesimpulan. Kesimpulan adalah ungkapan yang hanya bisa disampaikan setelah dilakukan suatu kegiatan penelitian. Untuk menguji layak tidaknya suatu uangkapan masuk dalam daftar kesimpulan, andaikan penelitian yang bersangkutan tidak dilakukan. Apabila ungkapan tersebut masih memiliki nilai kebenaran tanpa melihat hasil-hasil penelitian maka bisa dipastikan itu bukan kesimpulan. Kalau isinya bersifat ringkasan, buat saja sub bab ringkasan pada bab penutup. Saran di bab penutup ditujukan pada mereka yang berminat untuk nemeruskan lebih jauh penelitian yang bersangkutan. Saran pada industri atau institusi tempat penelitian lebih cocok ditempatkan pada sub bab kesimpulan.

Proposal
Cara penulisan proposal penelitian tidak berbeda dengan penulisan laporannya kecuali pada bab hasil dan penutup. Untuk proposal, bab hasil diganti dengan bab rencana kerja yang berisi jadwal dan komponen pembiayaan; bab penutup diisi dengan janji-janji keuntungan yang bakal diperoleh apabila penelitian tersebut dilaksanakan. Selain itu, pada proposal belum ada halaman abstract atau intisari.

Intisari
Halaman intisari (terjemahan dari abstract) berisi tiga bagian yang bisa dituangkan dalam satu atau tiga paragraph tergantung pada kemampuan kita mengungkapkan abstraksi dari semua aspek kegiatan penelitian yang bersangkutan. Bagian pertama intisari mencerminkan isi bab pendahuluan, bagian kedua mewakili bab pokok dan bagian ketiga mewakili bab hasil dan penutup. Coba saja mulai dengan membuat ringkasan pendahuluan, pokok dan hasil/penutup tanpa memperhatikan ukurannya. Teliti kalimat demi kalimat, gabung-gabungkan menjadi kalimat-kalimat dalam jumlah yang lebih sedikit. Lakukan terus sampai panjang intisari mencapa ukuran yang kita kehendaki, yakni tidak lebih dari satu halaman.

Karya Perancangan dan/atau Pengembangan
Banyak orang berpendapat bahwa karya perancangan atau pengembangan sistem tidak dapat dilakukan dan dilaporkan sebagaimana karya penelitian ilmiah pada umumnya. Saya tidak setuju. Apabila dilaksanakan sebagai kerja tugas akhir program pendidikan S1, S2, atau S3, kerja perancangan atau pengembangan sistem harus dilaksanakan dan disajikan sebagaimana pelaksanaan dan penyajian penelitian ilmuah pada umumnya.

Yang dirasa sulit pada kegiatan perancangan atau pengembangan sistem ada pada pengungkapan hipotesa. Kalau kita simak kembali pada ide bahwa hipotesa merupakan ungkapan hal baru yang cukup menarik ditelaah kebenararannya makan kita bisa memperkirakan hal baru apa yang muncul dari hasil rancangan atau pengembangan sistem tersebut. [bersambung]